Social Icons

Facebook,twitter,yahoo

Featured Posts

Pages

About Me

Foto Saya
Pascal Ferddyan Tan
Lihat profil lengkapku

Rabu, 10 Oktober 2012

Ananda

Ananda (Pali: Ānanda) adalah satu dari murid utama dan juga merupakan pengikut setia Sang Buddha. Di antara banyak murid, Ananda memiliki daya ingat yang kuat dan banyak dari sutta-sutta dalam Sutta Pitaka berasar dari kumpulan ajaran Sang Buddha yang diingatnya pada Sidang Agung Konsili Pertama. Oleh karena itu, ia juga dikenal sebagai "Penjaga Dhamma". Menurut Sang Buddha, setiap Buddha pada masa lampau dan pada masa yang akan datang, memiliki dua pemimpin pengikut dan satu pengikut setia. Perihal Gautama Buddha, pasangan murid utama-nya adalah Sariputta dan Mahamoggallana dan pengikutnya adalah Ananda. Kata Ānanda, dalam bahasa Pali, bahasa Sanskerta juga dalam bahasa India lainnya, berarti "kebahagiaan". Kata ini sangat populer di kalangan Buddhis maupun Hindu. Ananda adalah sepupu tertua Sang Buddha dari pihak ayah, dan sangat berbakti kepadanya. Dalam dua puluh tahun kebersamaannya dengan Sang Buddha dalam membabarkan Dhamma, ia telah menjadi pendamping pribadi Sang Buddha, mendampingi dalam hampir seluruh perjalandan dan menjadi teman bicara dalam banya perbincangan yang terjadi. Ia menjadi bahan pujian yang disampaikan Sang Buddha sebelum mencapai Parinibbana. Ia digambarkan seseorang yang memiliki empat sifat yang luar biasa. “ Para bhikkhu, pada diri Ananda terdapatlah empat sifat yang luar biasa dan jarang kita temui pada orang lain. Apakah keempat sifat ? Apabila, serombongan bhikkhu berkunjung pada Ananda, mereka akan menjadi sangat gembira dapat bertemu. Apabila ia kemudian bercakap-cakap dengan mereka mengenai Dhamma mereka akan menjadi senang akan pembicaraan itu, dan kalau ia berdiam diri maka mereka akan merasa kecewa. Begitulah apabila para bhikkhu, atau orang laki-laki serta wanita biasa berkunjung pada Ananda, mereka akan menjadi gembira, Apabila ia berbicara pada mereka tentang Dhamma, mereka akan menjadi senang dan apabila ia berdiam diri mereka akan merasa kecewa. ” —Mahaparinibbana Sutta, Digha Nikaya 16 Sidang Agung Pertama Karena ia sering mendampingi Sang Buddha secara pribadi dan seringpula berkelana bersama, Ananda mendengar dan mengingat banyak ceramah yang diberikan Sang Buddha kepada berbagai pendengar. Oleh karena itu, ia seringkali disebut sebagai murid Buddha yang "banyak mendengar". Pada Sidang Agung Pertama, yang diadakan tidak lama setelah Sang Buddha meninggal dunia, Ananda dipanggil untuk menceritakan kembali banyak ceramah-ceramah yang kemudian menjadi Sutta Pitaka dari Tipitaka. Walaupun Ananda senantiasa berkumpul dan dekat dengan Sang Buddha, ia hanyalah seorang Sotapanna ("Pemasuk Arus") pada saat Sang Buddha meninggal dunia. Akan tetapi, Sang Buddha berkata, “ Bukan begitu, Udayi, bukan begitu, Udayi! Andaikata Ananda meninggal dunia tanpa mencapai kebebasan sepenuhnya, maka ia akan menjadi raja para dewa tujuh kali karena kemurnian hatinya, atau menjadi raja di belahan bumi India tujuh kali. Namun Udayi, Ananda akan mencapai kebebasan akhir dalam hidup sekarang ini juga. ” —Anguttara Nikaya, III.80 Sebelum pelaksanaan Sidang Agung Pertama, disarankan bahwa Ananda tidak dipersilahkan untuk menghadiri persamuan karena ia belum menjadi seorang Arahat. Menurut legenda, hal ini mendorong Ananda untuk lebih memusatkan upayanya untuk mencapai Nibbana dan ia dapat meraih tingkat pencapaian tersebut sidang tersebut dimulai. Berbeda dengan kebanyakan sosok yang digambarkan dalam Tipitaka, Ananda diperkenalkan sebagai seorang yang tidak sempurna, sosok yang patut dikasihani. Ia berduka atas kematian Sariputta, yang merupakan teman dekatnya, dan Sang Buddha. Kesendirian dan kesedihannya ketika Sang Buddha mencapai Parinibbana digambarkan demikian: “ Segenap penjuru menjadi temaram, Dhamma pun menjadi tak jelas bagiku, Yah, sahabatku yang mulia telah pergi Dan segala sesuatu nampak gelap ” —Theragatha 1034 “ Sang Kawan telah berlalu Sang Guru, pun, telah pergi Kini, tiada persahabatan yang dapat menandingi hal ini: Perhatian yang ditujukan ke arah badan jasmani. ” —Theragata 1035 “ Yang tua-tua telah berlalu, Yang muda-muda tidak begitu menyenangkan hatiku, Hari ini aku bermeditasi sendirian Seperti seekor burung pulang ke sarangnya. ” —Theragata 1036

Komentar :

ada 0 komentar ke “Ananda”

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

angka pengunjung

Translate

follower

Clock

Wikipedia

Hasil penelusuran

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra